Rasulullah menjadikan sifat malu bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah bersabda, ''iman memiliki 60 atau 70 cabang. Paling utama adalah ucapan Laa ilaaha illallah', dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan." (HR. Muslim dalam kitab Iman, hadits nomor 51)
Rasa malu adalah cabang dari iman sebagaimana Rasulullah menyatakan, "Iman terdiri dari 60 cabang lebih dan rasa malu sebagian cabang dari iman." (HR. Bukhori)
Rasa malu sebagai hiasan semua perbuatan. Dalam hadits yang diriwayatkan Anas r.a bahwa Rasulullah telah bersabda, "Tidaklah ada suatu kekejian pada suatu perbuatan kecuali akan menjadikannya tercela dan tidaklah ada suatu rasa malu pada suatu perbuatan kecuali akan menghiasinya." (Musnad Ahmad)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah bersabda pada Al Asyad al 'Asyri: "Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua hal yang dicintai Allah yaitu kesabaran dan rasa malu." (Musnad Ahmad)
Diriwayatkan dari Abdillah ibni Mas'ud ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari : "Milikilah rasa malu pada Allah dengan sebenar-benarnya! Kami para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: "Bukan sekedar itu akan tetapi barang siapa yang malu dari Allah dengan sesungguhnya hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada didalamnya, hendaknya ia menjaga apa yang ada diperutnya dan yang ada didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barang siapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia. Barang siapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah malu kepada Allah dengan sesungguhnya." (Musnad Ahmad)
Tentang kesejajaran malu dan iman dipertegas lagi oleh Rasulullah dalam sabdanya, "Malu dan iman keduanya sejajar bersama, ketika salah satu dari keduanya diangkat maka yang lainnya pun ikut terangkat." (Hadits Riwayat Hakim dan Ibnu Umar)
Karena itu sifat malu membawa kebaikan bagi pemiliknya, sifat malu tidak akanmendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. Begitu kata Rasulullah (HR.Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5652)
Dengan kata lain seseorang yang kehilangan sifat malunya yang tersisa dalam dirinya hanyalah keburukan. Buruk dalam ucapan, buruk dalam perangai. Tidak bisa kita bayangkan jika dari mulut muslimah keluar kata² kotor lagi kasar. Bertingkah dengan penampilan seronok dan bermuka tebal. Tentu bagi dia surga jauh. Kata Nabi, "Malu adalah bagian dari iman dan keimanan itu berada di surga. Ucapan yang jorok berasal dari akhlak yang buruk dan akhlak yang buruk tempatnya dineraka." (HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr Was Shilah, Hadits nomor 1932)
SYAHADAT
Say
Bismillahirrahmannirrahim........
Rabu, 01 Februari 2012
Beberapa hadits tentang malu.. **
09.28
Nyandi Setiawan
No comments
0 komentar:
Posting Komentar