Sample Feature Post 1 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 2 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 3 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
SYAHADAT
Say
Bismillahirrahmannirrahim........
Selasa, 25 Oktober 2011
ALLAH
Jika bukan karena untuk menyembah dan menegakkan agama-Mu di dunia ya
ALLAH, pastilah aku tak ingin terlahir di dunia ini yg penuh dengan
kedzoliman dan kemunkaran
12.26
Nyandi Setiawan
No comments
Nikmatnya Ramadhan
Rasulullah Saw menaiki mimbar (untuk berkhotbah). Menginjak anak tangga
(tingkat) pertama beliau mengucapkan, “Aamin”, begitu pula pada anak
tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, “Mengapa
Rasulullah mengucapkan “Aamin”? Beliau lalu menjawab, “Malaikat Jibril
datang dan berkata, “Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut
dan dia tidak mengucap shalawat atasmu” lalu aku berucap “Aamin.”
Kemudian malaikat berkata lagi, “Kecewa dan merugi orang yang
berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai
bisa masuk surga.” Lalu aku mengucapkan “aamin”. Kemudian katanya lagi,
“Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan
tetapi tidak terampuni dosa-dosanya.” Lalu aku mengucapkan “Aamin.” (HR.
Ahmad)
12.25
Nyandi Setiawan
No comments
Keutamaan Puasa
"Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan
Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada
Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak
akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu
berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir
dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang
lain yang akan memasukinya" [Bukhari-Muslim]
12.24
Nyandi Setiawan
No comments
bertobat
Dari Abu Sa'id (Sa'ad
bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah
terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan
puluh sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang
alim lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya,
"Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah
ada jalan bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika
pendeta itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah
dibunuhnya. Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah
ditunjukkan iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang
apakah ada jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah
yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena
di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah
sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena
negerimu ini adalah tempat penjahat." Maka pergilah orang itu tetapi di
tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat
dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, "Ia telah berjalan untuk
bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Malaikat siksa berkata,
"Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Maka datanglah seorang
Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) di antara
mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara dusun yang ditinggalkan dan
yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia kepada golongan
orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih dekat
kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal.
Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."
(Bukhari - Muslim)
(Bukhari - Muslim)
12.23
Nyandi Setiawan
No comments
Berbuat baiklah dengan mengharap ridho Allah
Dari Abdullah bin Umar
r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di
masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa
bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam
gua itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup
pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah
mereka, "Sungguh tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini,
kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal
shalehyang pernah kalian lakukan dahulu." Maka seorang dari mereka
berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi
kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum
keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba
sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga
saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan
ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk
keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun
tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku.
Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya
dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku
juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya
lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka
lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit
hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang
kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis
pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina
dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia
menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan
padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan
menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya
telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah
kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang
halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih
menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan
kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata
karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan
ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat
keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya
dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada
suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada
seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan
meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka
saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta
kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh
itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku
upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang
berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu."
Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan
aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya
semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun
daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan
keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu
itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat."
(Bukhari - Muslim)
(Bukhari - Muslim)
12.19
Nyandi Setiawan
No comments
Pohon Berpindah Tempat
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan:
Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau (benar-benar) seorang nabi?"
Rasul SAW. menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah rasul Allah."
Si Arab Badui setuju. Rasul SAW kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu pun bergerak menghampiri Nabi SAW. lalu merunduk di hadapannya. Setelah itu, Rasul SAW. menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia (pohon) pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan di situ juga. (HR At Tirmidzi)
Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau (benar-benar) seorang nabi?"
Rasul SAW. menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah rasul Allah."
Si Arab Badui setuju. Rasul SAW kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu pun bergerak menghampiri Nabi SAW. lalu merunduk di hadapannya. Setelah itu, Rasul SAW. menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia (pohon) pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan di situ juga. (HR At Tirmidzi)
12.19
Nyandi Setiawan
No comments
Waktu Yang Di Haramkan Sholat
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahmad dari ‘Amr bin Abasah yang
berkata : “Saya bertanya,’Wahai Nabi Allah ceritakanlah kepadaku tentang
shalat.’ Lalu Nabi saw bersabda,’Lakukanlah shalat shubuh kemudian
tahanlah untuk melakukan shalat hingga terbit matahari dan terangkat
naik karena ia terbit diantanra dua tanduk setan dan pada saat itu
orang-orang kafir bersujud kepadanya. Kemudian kerjakanlah shalat karena
shalat itu disaksikan dan dihadiri oleh para malaikat sampai engkau
melakukan shalat ashar hingga terbenam matahari karena ia terbenam
diantara dua tanduk setan dan pada saat itu orang-orang kafir sujud
kepadanya.”
12.18
Nyandi Setiawan
No comments
Ubay bin Khalaf (Kafir Quraisy yg kaya raya dan sombong)
Ubay bin Khalaf (Bahasa Arab أبي بن خلف) adalah
seorang tokoh/ pembesar Quraisy yang kaya raya, yang selalu aktif
mengejek dan menghina Muhammad dengan kekayaannya.[1]
Turunnya surah Al-Humazah (Pengumpat) adalah berkenaan dengan sikap orang suku Quraisy dalam memandang sinis ajaran Islam, diantaranya adalah Ummayah bin Khalaf,[2] al-Akhnas bin Syariq[3] dan Jamil bin Amir al-Jumbi.[4]
Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa dalam ayat Al-Infithaar (S.82:6) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf yang mengingkari Yaumul Qiyamah yaitu hari dibangkitkan dari kubur.[5]
Biografi
Sebelum Hijrah, Ubay selalu sesumbar dengan bicaranya terhadap Muhammad, "Saya telah membesarkan seekor kuda, yang telah saya beri makan dengan baik. Saya akan membunuhmu suatu saat, ketika saya sedang menunggangi kuda ini." Muhammad menjawab, "Insya Allah! Kamulah yang akan mati ditangan-ku".
[sunting] Perang Uhud
Dalam Perang Uhud tahun 625 M, Ubay dengan mengenakan zirah lengkap, sambil memegang pedang dan menunggangi kuda dimedan laga mencari Muhammad. Ubay menunggangi kuda sembari berkata, "Jika Muhammad tidak dibunuh hari ini, maka aku tidak akan selamat", terus berulang-ulang. Pada akhirnya ia berhasil menemukan Muhammad dan berusaha menyerangnya. Para sahabat memutuskan untuk menghabisi Ubay sebelum ia berhasil meraih Muhammad, tetapi dicegah oleh Muhammad. Ketika Ubay mendekat, Muhammad lalu mengambil lembing dari salah satu sabahatnya yaitu Harits bin ash-Shimnah, kemudian lembing itu dilempar tepat mengarah ke Ubay dan berhasil melukai lehernya. Ubay terkejut dan jatuh dari kuda bersimbah darah lalu ia berlari menuju pasukannya, sambil menangis ia berkata, "Demi Tuhan, Muhammad telah berhasil membunuhku!" Anak buahnya berusaha untuk menghiburnya dan mengatakan itu hanya luka kecil dan tak perlu dikhawatirkan, tetapi Ubay mengatakan bahwa, "Muhammad telah berkata kepadaku di Mekkah bahwa dia-lah yang akan membunuhku". Ia meraung-raung kesakitan sejadi-jadinya.
Abu Sufyan yang pada masa itu masih aktif memerangi kaum muslim, mengatakan jangan mempermalukan diri sendiri dengan menangis meraung-raung, hanya karena luka kecil. Ubay menjawab, "Tak tahukah kau yang mengakibatkan luka ini? Dia adalah Muhammad. Demi Latta dan Uzza! Jika penderitaan ini disebarluaskan keseluruh masyarakat Hijaaz, tak satu orang pun akan selamat. Sejak saat ia menyatakan bahwa ia akan membunuhku dan saya meyakini bahwa kematian ku berada ditangan Muhammad. Jika saja dia meludahiku pada saat ia berkata, saya pasti sudah mati." Pada akhirnya Ubay menghembuskan napas terakhirnya saat perjalanan pulang menuju Mekkah, tepatnya di sebuah tempat bernama Saraf.
Turunnya surah Al-Humazah (Pengumpat) adalah berkenaan dengan sikap orang suku Quraisy dalam memandang sinis ajaran Islam, diantaranya adalah Ummayah bin Khalaf,[2] al-Akhnas bin Syariq[3] dan Jamil bin Amir al-Jumbi.[4]
Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa dalam ayat Al-Infithaar (S.82:6) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf yang mengingkari Yaumul Qiyamah yaitu hari dibangkitkan dari kubur.[5]
Biografi
Sebelum Hijrah, Ubay selalu sesumbar dengan bicaranya terhadap Muhammad, "Saya telah membesarkan seekor kuda, yang telah saya beri makan dengan baik. Saya akan membunuhmu suatu saat, ketika saya sedang menunggangi kuda ini." Muhammad menjawab, "Insya Allah! Kamulah yang akan mati ditangan-ku".
[sunting] Perang Uhud
Dalam Perang Uhud tahun 625 M, Ubay dengan mengenakan zirah lengkap, sambil memegang pedang dan menunggangi kuda dimedan laga mencari Muhammad. Ubay menunggangi kuda sembari berkata, "Jika Muhammad tidak dibunuh hari ini, maka aku tidak akan selamat", terus berulang-ulang. Pada akhirnya ia berhasil menemukan Muhammad dan berusaha menyerangnya. Para sahabat memutuskan untuk menghabisi Ubay sebelum ia berhasil meraih Muhammad, tetapi dicegah oleh Muhammad. Ketika Ubay mendekat, Muhammad lalu mengambil lembing dari salah satu sabahatnya yaitu Harits bin ash-Shimnah, kemudian lembing itu dilempar tepat mengarah ke Ubay dan berhasil melukai lehernya. Ubay terkejut dan jatuh dari kuda bersimbah darah lalu ia berlari menuju pasukannya, sambil menangis ia berkata, "Demi Tuhan, Muhammad telah berhasil membunuhku!" Anak buahnya berusaha untuk menghiburnya dan mengatakan itu hanya luka kecil dan tak perlu dikhawatirkan, tetapi Ubay mengatakan bahwa, "Muhammad telah berkata kepadaku di Mekkah bahwa dia-lah yang akan membunuhku". Ia meraung-raung kesakitan sejadi-jadinya.
Abu Sufyan yang pada masa itu masih aktif memerangi kaum muslim, mengatakan jangan mempermalukan diri sendiri dengan menangis meraung-raung, hanya karena luka kecil. Ubay menjawab, "Tak tahukah kau yang mengakibatkan luka ini? Dia adalah Muhammad. Demi Latta dan Uzza! Jika penderitaan ini disebarluaskan keseluruh masyarakat Hijaaz, tak satu orang pun akan selamat. Sejak saat ia menyatakan bahwa ia akan membunuhku dan saya meyakini bahwa kematian ku berada ditangan Muhammad. Jika saja dia meludahiku pada saat ia berkata, saya pasti sudah mati." Pada akhirnya Ubay menghembuskan napas terakhirnya saat perjalanan pulang menuju Mekkah, tepatnya di sebuah tempat bernama Saraf.
- ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Utsman dan Ibnu Umar.
- ^ Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Ishaq.
- ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi hatim yang bersumber dari as-Suddi.
- ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari seorang suku Riqqah.
- ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ikrimah.
12.15
Nyandi Setiawan
No comments
KISAH ABU HANZHALAH RA (SAHABAT NABI YANG SYAHID DAN DIMANDIKAN MALAIKAT)
Malam telah menyelimuti kota Madinah Al Munawwarah, bintang -bintang
yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah,
yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali
bagi Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu . Hari itu hari dimana
mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya
hari itu Hanzhalah naik ke pelaminan.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad.
Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga .
Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wa salam, termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak " Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia.
Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda : "Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad.
Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga .
Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wa salam, termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak " Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia.
Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda : "Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu.
12.13
Nyandi Setiawan
No comments
Sumayyah ( Wanita Syuhada Pertama)
Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu
Hudzaifah bin Mughiroh. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang
yang kemudian menetap di Mekkah sehingga tidak ada kabilah yang dapat
membela, menolak dan mencegah kezaliman atas dirinya, karena dia hidup
sebatang kara. Posisinya menjadi sulit dibawah naungan aturan yang
berlaku pada masa Jahiliyah.
Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Huzaifah. Dia akhirnya dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini. Beliau hidup bersamanya dalam suasana yang tenteram. Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, merekapun dikaruniai dua orang anak, yaitu ‘Ammar dan Ubaidullah
Tatkala ‘Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki beliau mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam kepada beliau. Maka berfikirlah ‘Ammar bin Yasir sebagaimana yang difikirkan oleh penduduk Mekkah, sehingga kesungguhan beliau di dalam berfikir dan lurusnya fitrah beliau, menggiringnya untuk memeluk Dienul Islam.
‘Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya.
Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh berkah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya.
Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena ‘Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka.
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret mereka ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad….Ahad…., beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, ‘Ammar dan Bilal.
Suatu ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah tersiksa secara kejam, maka beliau menengadahkan tangannya ke langit dan berseru :
“Bersabarlah keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga”
Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bertambah tegar dan optimis dengan kewibawaan imannya. Dia mengulang-ulang dengan berani: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar”.
Sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang sepele dalam rangka memperjuangkan aqidahnya. Di hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para Thaghut yang zhalim, yang mana mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya. Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Tatkala para Thaghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah maka musuh Allah, Abu jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkannya sangkur yang berada dalam genggamannya ke tubuhnya. Maka terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan bersih. Dan beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh yang baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, yang mana beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau miliki, dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabb-nya. “Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan”.
Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Huzaifah. Dia akhirnya dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini. Beliau hidup bersamanya dalam suasana yang tenteram. Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, merekapun dikaruniai dua orang anak, yaitu ‘Ammar dan Ubaidullah
Tatkala ‘Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki beliau mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam kepada beliau. Maka berfikirlah ‘Ammar bin Yasir sebagaimana yang difikirkan oleh penduduk Mekkah, sehingga kesungguhan beliau di dalam berfikir dan lurusnya fitrah beliau, menggiringnya untuk memeluk Dienul Islam.
‘Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya.
Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh berkah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya.
Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena ‘Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka.
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret mereka ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad….Ahad…., beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, ‘Ammar dan Bilal.
Suatu ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah tersiksa secara kejam, maka beliau menengadahkan tangannya ke langit dan berseru :
“Bersabarlah keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga”
Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bertambah tegar dan optimis dengan kewibawaan imannya. Dia mengulang-ulang dengan berani: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar”.
Sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang sepele dalam rangka memperjuangkan aqidahnya. Di hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para Thaghut yang zhalim, yang mana mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya. Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Tatkala para Thaghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah maka musuh Allah, Abu jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkannya sangkur yang berada dalam genggamannya ke tubuhnya. Maka terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan bersih. Dan beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh yang baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, yang mana beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau miliki, dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabb-nya. “Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan”.
12.09
Nyandi Setiawan
No comments
KEUTAMAAN WANITA DALAM ISLAM
1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang
yang penyayang tidak akan sia-sia".
2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan..
6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.
7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut akan Allah dan orang yang takut akan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak NabiIsmail.
9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya(10. 000 tahun).
10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki.
11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1.000 lelaki yang soleh.
12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah, "Suaminya. "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah, "Ibunya".
13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung diudara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suami serta menjaga sembahyang dan puasanya.
15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
16. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.
17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku Nabi SAW) di dalam syurga.
18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.
19. Dari Aisyah r.a., Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
12.05
Nyandi Setiawan
No comments
Sabtu, 16 Juli 2011
ALLAH
DAN TIDAKLAH KU CIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN SUPAYA MEREKA MENYEMBAHKU (ALLAH)
11.23
Nyandi Setiawan
No comments